FESTIVAL TARI DAN PENDIDIKAN SEJAK DINI

http://www.daunjationline.com/2016/03/festival-tari-dan-pendidikan-sejak-dini.html
Foto: John Heryanto |
Daunjati, Rabu malam
(30/3) – Pertunjukan Wayang Golek dari Studio Tari menjadi penutup berakhirnya
Festival Tari Kreasi tingkat Remaja dan Umum di GK. Sunan Ambu ISBI Bandung
sebagai bagian dari ulang tahun prodi tari ke 48.
“Festival
ini bukanlah semata-mata lomba melainkan sebagai sebuah pendidikan informal. Bagaimana
orang menjadi sadar akan dunia sehari-hari dan menjadi dirinya, bukan menari
dengan gaya yang sudah ada seperti gaya tari di ISBI misalnya”.
(FX. Widaryanto)
Dari sanalah kiranya
tari dibaca kembali dari hal yang paling dekat dengan apa yang tumbuh di
sekitar penari, sehingga tari tidak menjadi asing terhadap tempatnya sendiri di
masyarakat. Lewat cara itu pula tari pada kemudian hari akan tumbuh dan
berkembang bersama masyarakat pemiliknya melebihi apa yang sudah ada sebab tari
bukan lagi masalah pertunjukan melainkan menjadi bagian dari pada keberlangsungan
hidup.
“Ada
banyak potensi yang dapat ditemukan di sini, seperti kita temukan di anak-anak yang juga
ikutan festival ini. Biarlah mereka merawat dan memelihara tari dalam tubuhnya
sehingga pendidikan seni dapat tumbuh “(FX. Widaryanto)
Foto: John Heryanto |
Festival Tari Kreasi
Remaja dan Umum ini menjadi semacam cara bagaimana setiap orang mencoba berbagai
kemungkinan untuk menemukan gagasan penciptaan juga pencarian kosakata gerak. Dari
sana pula kemudian Tari tumbuh menjadi pendidikan, di mana setiap penghayat
dapat menemukan dirinya dan kehidupan ketika menyaksikan tari dengan segala apa
yang menyertainya seperti musik dan kostum pertunjukan.
Sedangkan kategori-kategori
juara yang ada di Festival Tari Kreasi Remaja dan Umum ini semisal penari
terbaik, koreografer terbaik, tari terbaik dan tari ter-favorit semacam upaya
bagaimana setiap peserta mendobrak gagasan yang dimiliki untuk menemukan apa
yang dinamakan sebagai persona.
“Di sini
ada potensi lain dan saya gembira karenannya” ucap FX.Widaryanto
selaku ketua juri pada pidato pertanggung jawabannya di GK. Sunan Ambu setelah
berakhirnya pertunjukan Wayang Golek. [John Heryanto/JH]