SANGGAR TIE–TIE : TARI SEBAGAI IBADAH SEHARI HARI

http://www.daunjationline.com/2016/03/sanggar-tietie-tari-sebagai-ibadah.html
Di daerah
kami anak-anak yang tamat mengaji akan diarak naik kuda keliling kampung, maka
anak-anak yang lainnya akan berusaha untuk giat mengaji. (Andi Idam)
![]() |
Foto: John Heryanto |
Daunjati, Rabu siang (30/3) – Kiranya begitulah kebiasaan di Poliwali Mandar, tak dapat
dilepaskan dengan kehidupan sehari-hari, dan bermula dari arak-arakan itulah
tari terlibat di dalamnya sebagai sebuah kegembiraan yang tak dapat
dilepaskan dari kesatuan ruang dan waktu. Tari di sini menjadi jalan bagi
siapa pun yang ingin mendalami agama dan sebaliknya ketika orang yang sudah khatam
Qur’an maka dapat menjadi pelaku atau penari.
Sejak Berdirinya Sanggar Tie-Tie
di Pulewali Mandar di tahun 2009 oleh Andi Idam, dalam setiap aktivitasnya tidaklah dapat
dipisahkan dengan keseharian hidup masyarakat Mandar sebab baginya tari adalah cara ibadah sehari hari setelah
mengaji. Sedangkan anggotanya terdiri dari anak-anak sampai usia dewasa
termasuk para alumninya yang tersebar di kota-kota besar termasuk di Bandung.
Pada perayaan ulang tahun Prodi Tari ISBI Bandung yang ke 48 inilah Sanggar Tari Tie-tie terlibat sebagai
peserta. Sedangkan bagi Sanggar Tie-Tie mengikuti Festival Tari di luar
provinsi Sulawesi Barat sudah yang keempat kalinya seperti misalnya Parade
Tari Nusantara di TIM kemarin.
Ketertarikan
saya terlibat di festival ini, karena di sini
ada pembinaan sebelumnya mulai dari workshop dan seminar sehingga kami pulang
membawa gagasan, tentunya selain dari pada silaturahmi dengan pelaku seni
lainnya. (Andi Idam)
Abda
Nataka atau tahun menari menjadi tema utama dalam perayaan ulang tahun Prodi Tari ini sebagai sebuah upaya bagimana tari dapat hadir dalam aktivitas
sehari-hari yang tanpa terasa tahun telah berlalu. Adapun acara yang digelar
dalam rangka ulang tahun ini mulai dari Workshop, Seminar dan Festival Tari
Kreasi selama empat hari (28, 29,30,31) yang disambung pada esok harinya dengan gelar karya dosen dan Alumi di GK. Sunan Ambu ISI Bandung. Festival Tari Kreasi ini diikuti 28 peserta dari berbagai daerah di Indonesia yang memperebutkan juara penari terbaik, koreografer
terbaik dan tarian terbaik.
"Bagi kami yang terpenting bukanlah lomba
melainkan bagaimana orang sini tahu bahwa di Mandar ada tari". Ucap Andi Idam
disela beres-beres setelah pertunjukan. [John Heryanto/JH]