REMAJA BERINTERNET MESTILAH DIBARENGI MORAL YANG BAIK

http://www.daunjationline.com/2018/04/internetan-mestilah-dibarengi-moral.html
"Judulnya Apa?" Teater Tasbe SMAN 1 Baleendah Kab. Bandung di FTR 6 .Foto: Tim Dok. FTR 6 |
DAUNJATIONLINE.COM - Bandung (28/4). “Solat dulu, ingat yah jangan sampai lupa. Kemudian makan juga yah. Jangan sampai lupa”. Ketika lampu menyala terlihat dua seorang pemain di atas panggung, Ia adalah seorang tokoh ibu yang sedang mengingatkan anaknya untuk beribadah dan makan. Anaknya hanya berkata “ iya bu”. kemudian datang seorang tokoh pembantu mengingatkan hal yang sama. Tapi tingkah anak itu tidak peduli dan tetap fokus bermain smartphonenya. Ia hanya menjawab “ibu juga tadi bilang gitu”. lampu mati, kemudian datang beberapa pemain secara grouping berpakaian SMA secara bersamaan. Para pemain itu melakukan nyanyian dan tarian. Setelah itu, suana di atas panggung berubah menjadi seperti latar perumahan. Ibu-ibu sedang beraktifitas ada yang pergi ke masjid ke pasar dan lain-lain.
Begitulah adegan pertama, pertunjukan “Judulnya
Apa?” dari teater Tasbe, SMAN 1 Baleendah Kab. Bandung di G.K Sunan Ambu
Isbi Bandung. Kisah anak SMA yang termakan oleh teknologi. Adegan panggung
terbagi menjadi dua latar belakang, di perumahan dan di sekolah. Pertunjukan
ini juga menampilkan sebuah drama yang musikal dan, dibumbui adegan-adegan
komedi yang membuat para penonton tertawa. Semua pemain dapat memerankan
karakternya dengan baik terbukti peran yang mereka mainkan itu berjalan dengan
lancar. Seolah-olah peran yang mereka mainkan sudah menyatu dengan tubuh
mereka. Dari segi artistik sangat simple hanya sebuah kayu yang berbentuk segi
empat, tapi dari artistik yang simple itu para pemain dapat membawa garis
imajiner kepada penonton dengan latar tempat yang berbeda-beda.
Igo adalah tokoh utama dalam pertunjukan ini, Igo
mempunyai karakter playboy dan mempunyai kebiasaan bermain game, setiap
saat setiap hari selalu saja bermain game, ibunya menyuruh ibadah, makan dll
tapi ia hiraukan. Konflik dari pertunjukan ini adalah dimulai dari Igo ketika
rumahnya, iya sangat suka bermain smartphonenya sampai-sampai lupa waktu.
Setiap kali ibunya menyuruh untuk rehat sejenak ia tidak pedulikan. Lama-lama
ibu Igo merasa kesal atas perlakuan Igo yang selalu tidak menurut. Lalu, ibunya
memarahinya dengan sangat kesal iya menasehati anaknya dengan penuh emosi yang
membara. “ gererasi macam apa kamu ini, gak punya identitas, kamu pikir dengan
teknologi dapat mencapai tujuanmu. Kamu lupa dengan semua kewajibanmu seperti ibadah
membantu ibu, belajar di rumah. Kamu mau jadi apa? Ideologi boleh, tapi harus
dibarengin dengan moral yang baik” Igopun tak mau kalah dengan amarah ibunya,
ia membalas kemarahan ibunya dengan kemarahan.
Pesan moral yang terdapat pada pertunjukan ini adalah
terbagi menjadi dua sudut pandang. Yang pertama terdapat dalam tokoh orang tua
atau generasi old, mereka beranggapan bahwa generasi jaman now itu cuek, asik
sendiri individualis. Mereka beranggapan bahwa teknologi itu adalah racun,
karena teknologi anak-anak digenerasi Z ini hilang rasi empati, simpati,
mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Yang kedua terdapat dalam
tokoh anak-anak SMA alias generasi Z termasuk Igo mereka beranggapan bahwa
teknologi itu mengarah pada hal yang negatif saja. Mereka beranggapan bahwa
bermain di sosial media itu adalah suatu multitasking. Dengan teknologi mereka
dapat menerima sumber informasi dengan cepat. Mereka dapat meraih keilmuan
secara mudah.
[Fahad Alfaj, Wartawan Magang Daunjati]