DI BALIK TERPILIHNYA CALON TUNGGAL PRESIDEN BEM ISBI BANDUNG (1)

http://www.daunjationline.com/2019/03/dibalik-terpilihnya-calon-tunggal.html
DEMI PERUBAHAN, TETAP ADA
PEMILU BIARPUN CALON TUNGGAL
Pada hari Selasa, 5 Maret
2019, perwakilan dari tiap Organisasi Mahasiswa berkumpul di Sekretariat Badan
Eksekutif Mahasiswa dalam rangka konsolidasi yang selenggarakan oleh Majelis
Mahasiswa. Dalam konsolidasi itu berbagai persoalan dibahas, seperti masalah
keterlambatan administrasi beberapa Organisasi Mahasiswa, minimnya antusiasme
mahasiswa dalam pencalonan presiden Badan Eksekutif Mahasiswa, hingga lemahnya
partisipasi mahasiswa dalam kerja organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa.
Lebih tajam lagi, menurut
Sandiawan, Ketua Majelis Mahasiswa, partisipasi mahasiswa dalam organisasi
eksekutif maupun legislatif-yudikatif sangat minim, rata-rata terpisah-pisah
dalam Himpunan maupun Unit Kegiatan Mahasiswa masing-masing.
“Padahal permasalahan
mahasiswa semuanya sama, tapi ini seolah sendiri-sendiri. Ini juga yang sampai
hari ini belum ketemu (solusinya). Apakah salah dalam metodenya atau memang
salah dalam bentuk sistem organisasinya, dibuat trias politica tapi
hanya ada dua lembaga (Badan Eksekutif Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa) saja”
ujar Sandi, saat diwawancara oleh Daunjati.
Menurutnya, inti dari
semua persoalan yang dibahas tentang masalah Organisasi Mahasiswa dan mahasiswa
pada umumnya, saat konsolidasi tanggal 5 Maret, berpangkal pada masalah partisipasi
mahasiswa.
Kembali pada konsolidasi.
Setelah diskusi beragam kondisi dan persoalan Organisasi Mahasiswa dan
mahasiswa pada umumnya, diskusi masuk pada bahasan utama pada konsolidasi hari
itu, yaitu soal pencalonan presiden Badan Eksekutif Mahasiswa yang hanya
diikuti oleh 1 orang saja.
Majelis Mahasiswa, yang
memimpin forum kala itu, menawarkan sebuah proses aklamasi (proses pengangkatan
langsung tanpa melewati mekanisme voting) sebagai
solusi, dari masalah pencalonan presiden Badan Eksekutif Mahasiswa yang hanya
diikuti oleh 1 orang.
Tawaran tersebut, kemudian
ditanggapi oleh para perwakilan Organisasi Mahasiswa, Rata-rata, forum
keberatan dengan apa yang ditawarkan Majelis Mahasiswa. Alasannya beragam. Di
antaranya, pandangan dari Pahrul Gunawan, ketua Keluarga Mahasiswa Teater,
menganggap bahwa bahwa Majelis Mahasiswa seharusnya belajar dari apa yang
terjadi tahun lalu, saat Fajar Bintang menjadi presiden melalui proses aklamasi,
dan malah yang terjadi partisipasi mahasiswa dan kinerja Badan Eksekutif
Mahasiswa secara keorganisasiaannya mengalami kesulitan.
Daunjati kemudian
berkesempatan mendengar cerita dari Pahrul mengenai situasi yang terjadi dalam
forum tanggal 5 Maret itu. Menurut Pahrul, di forum konsolidasi waktu itu,
hampir semua yang hadir sudah sepakat kalau kondisi Organisasi Mahasiswa kita
ini sedang ada masalah di wilayah partisipasinya. Kalau aklamasi lagi, gak buat
perubahan dong? Makanya waktu itu, saya dan teman-teman lain menolak proses
aklamasi, dan usulannya pemilu harus tetap diadakan.
“Biarpun calon cuma satu
orang, ya gak masalah,
tetap jalani mekanisme pemilunya. Presentasi visi dan misi di depan publik,
debat terbuka soal visi dan misi, kemudian pemilihan. Pilihannya, setuju atau
tidak setuju dengan calon yang ada” pungkas Pahrul pada Daunjati.
Konsolidasi pada Selasa
malam itu, akhirnya memutuskan bahwa esok harinya, Rabu tanggal 6 Maret 2019
akan diadakan presentasi dan debat terbuka mengenai visi dan misi calon
presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dan dilanjutkan dengan pemilihan.
[reporter: Teguh, Ridwan,
Naufal]
________________________________________________________________________
*saat berita ini dimuat,
telah ada pergantian presiden BEM ISBI Bandung terpilih dan pergantian
kepengurusan Majelis Mahasiswa periode 2019 (Sandiawan masih Ketua MM saat wawancara dilakukan)
2019-2010. Hm
BalasHapusSiapa nih, Limbad ya? :D
Hapus